Najamuddin dan Sumber Energi Sistem Pelampung Wajib Direalisasikan PLN - Warta Global Lampung

Mobile Menu

Top Ads

Berita Update Terbaru

logoblog

Najamuddin dan Sumber Energi Sistem Pelampung Wajib Direalisasikan PLN

Tuesday, 28 March 2023



BANDAR LAMPUNG, (lampung.wartaglobal) — Sumber-sumber energi baru dicari dan digali demi untuk membangkitkan tenaga listrik. Pusat-pusat industri menggantungan kelangsungan produksivitas mereka pada sumber energi listrik yang besar. Seiring perkembangan teknologi yang kian pesat, berbagai macam jenis listrik ditemukan oleh para pemikir.


Jerman

Listrik pertama kali ditemukan oleh George Simon Ohm salah seorang matematikawan dan fisikawan Jerman terkenal. Penemuan George didasari oleh pemikiran-pemikiran yang fokus melahirkan teorema listrik (Hukum Ohm).


“Hukum Ohm menyatakan besar arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup adalah berbanding lurus dengan besar tegangan yang terdapat pada jepit catu daya dan berbanding terbalik dengan hambatan (resistor) yang dilewatinya.”



Indonesia

Begitu pun di Indonesia, para pemikir menggali berbagai macam potensi yang dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik. Adalah Najamuddin, SE, salah seorang putra pemikir terbaik asal Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan yang menetap di Kota Bandar Lampung.


Berdasarkan penuturannya saat diwawancarai Buletinterkini.com mengungkapan bahwa pemikirannya terkait menemukan sumber energi listrik baru di awalinya saat mengikuti karya inovatif produktif yang digelar oleh Uninersitas Terbuka 1986, Pekan Disporseni Universitas Terbuka 1988, Seminar Sehari Menggali Potensi Dalam Rangka Menyambut Otonomi digelar oleh Universitas Malahayati 2000, Diskusi Publik Mencari Solusi Penyelesaian Krisis Listrik Dan Pelanggaran Hak-hak Konsumen di Provinsi Lampung 2002 dan Seminar Sehari Ketahanan Pangan dan Keamanan Energi Untuk Kebangkitan Indonesia di gelar oleh Forum Kajian Strategis ICMI, Jakarta 2008.

Atas ketekunan dan konsistensinya dalam menemukan sumber energi listrik baru, teori yang didasari hukum fisika dengan disertai penjabaran dan denah, penyempurnaan teori dan penemuan yang telah diwujudkan kembali ia sempurnakan kembali.


“Saya berpikir dan berpikir setiap pagi, petang dan menjelang tidur, memikirkan memyempurnakan hasil temuan saya. Alhamdulillah, mesin temuan saya yang telah tercipta saya sempurnakan lagi ( Dalam bentuk prototipe),” ungkapnya.


34 tahun Najamuddin dengan prototipe Sumber Energi Sistem Pelampung (SESP) berusaha mewujudkan energi listrik yang memanfaatkan gaya gravitasi dan apung menghasilkan energi pelampung, energi mekanik kemudian menghasilkan energi listrik, namun terkendala pendanaan.


“Besaran biaya untuk mewujudkan prototipe kita ini kisaran 150 juta, dan untuk bahan baku pembuatan spare part banyak di Indonesia, nggak perlu cari diluar. Masalah yang kita hadapi adalah pendanaan dan donatur,” jelasnya.


Kebutuhan energi listrik bagi kehidupan masyarakat modern saat ini adalah kebutuhan yang sangat vital tetapi ada dilemma dimana mana diseluruh dunia apabila kebutuhan listrik itu diperoleh dari memanfaatkan energi fosil (BBM, Batu Bara, dan Gas) yaitu biaya yang semakin lama semakin mahal, selain itu pemakaian energi fosil yang tidak terkendali akan menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu banyak pihak yang telah mencoba menggunakan berbagai macam sumber energi alternative sebagai pengganti energi fosil dalam memproduksi energi listrik.


“Dari sejumlah energi alternative yang telah digunakan itu banyak sekali kendala dan kelemahannya, diantaranya ada yang sangat mahal dan berbahaya seperti energi nuklir dan ada yang hanya dimiliki oleh wilayah tertentu seperti energi panas bumi, serta ada yang tidak dapat berjalan efektif stabil bekerja selama 24 jam lagi pula tidak dapat memproduksi energi listrik sebesar yang dibutuhkan seperti air terjun, gelombang, angin, dan lain lain,” kata dia.


Ada energi alternatif yang belum digunakan orang yaitu energi Gravitasi dan energi Apung. Kedua bentuk energi ini dapat dikombinasikan dalam suatu system menjadi sumber energi listrik, yang mempunyai keunggulan dibanding energi alternative lainnya termasuk dengan energi fosil.


Keunggulan tenaga gravitasi antara lain:

1. Dapat memproduksi energi listrik sebesar berapapun yang dibutuhkan

2. Tersedia dimanapun diseluruh permukaan bumi

3. Jumlahnya tidak terbatas, dan gratis

4. Biaya investasi yang paling murah

5. Tidak menyebabkan polusi udara


Teknik pembangkitan energi listrik tenaga gravitasi. Ini saya susun dalam buku yang berjudul Sumber Energi System Pelampung (SESP) atau Mesin Gravitasi proses kerjanya adalah:


1. Merubah gerak vertical pelampung menjadi gerak putar roda

2. Merubah gerak putar lambat menjadi gerak putar cepat

3. Menghubungkan roda yang telah bergerak cepat dengan dynamo pembangkit energi listrik

4. Dynamo yang berputar cepat akan menghasilkan energi listrik.

Ada 4 jaminan teknologi SESP atau mesin gravitasi akan bekerja:

  1. Jaminan literatur yang berbunyi: suatu bentu kenergi tidak dapat diciptakan, tidak dapat dimusnahkan, tapi dapat berubah ke bentuk energi lainnya.
  2. jaminan teknologi, peralatan dalam system ini adalah barang yang sudah ada dilapangan untuk membuat: suatu benda bergerak lurus dapat menghasilkan gerak putar roda, gerak putar roda yang lambat dapat menghasilkan gerak putar roda cepat
  3. Jaminan pola pikir konstruktif : Pola pikir konstruktif mengajarkan kita yakin dengan suatu alasan, tidak yakin dengan suatu alasan. Tapi bila menggunakan pola pikir sawaun atau pandir maka tidak akan yakin.
  4. Jaminan positif thinking: tidak ada salahnya mencoba, karena tidak ada alas an teknologi ini tidak akan berjalan.


MAKA MARI KITA BERGOTONG ROYONG MEWUJUDKAN TEKNOLOGI SESP INI

Adapun 9 manfaat perwujudan konsep teknologi SESP ini adalah:


1. Menciptakan lapangan kerja,

2. Memacu pertumbuhan ekonomi,

3.Menciptakan ladang investasi,

4. Menambah sumber devisa Negara,

5. Mengurangi/mencegah urbanisasi.

6. Mengurangi/mencegah abrasi pantai,

7. Mengurangi/mencegah pencemaran udara,

8. Mencegah pemanasan global,

9. Melenyapkan beban subsidi listrik Negara karena mampu memproduksi energi listrik murah.


Sebagai orang beriman dan mendapat hidayah, pasti terpanggil karena ini jalan mendapatkan pahala


POLA PIKIR KONSTRUKTIF atau POSITIF THINKING CARA INOVATIF, MEWUJUDKAN SUATU INOVASI

Bercermin dari penemuan facebook:


Rancangan atau konsep teknologi, diistilahkan juga dengan : Telur Columbus, sebuah telur yang baik dan sehat pasti dapat ditetaskan, tapi untuk menetaskannya memerlukan mesin penetas kalau induknya tidak ada. Jadi kalau sipemilik idea atau rancangan teknologi tidak ada dana maka dia perlu bantuan untuk mewujudkan konsep atau menetaskan telur Columbus itu.


Seperti yang dialami oleh Mark Zuckerberg, yang merancang pembuatan facebook, dia sebagai pemilik telur Columbus mendapat bantuan dari beberapa temannya (Edward dkk.) untuk mewujudkan konsep penemuan facebook ini, teman-temannya ini mempunyai sifat konstruktif dan atau positif thinking, mereka bukan golongan apatis yang hanya mau terima jadi, (yaitu yang berprinsip perhatian/percaya pada siapa yang berbicara, bukan pada apa yang dibicarakan). Sehingga mereka mau membantu (bekerja) sama dengan Mark Zuckerberg tanpa harus meminta dulu rekomendasi dari suatu lembaga apapun di negaranya USA (kalau di Indonesia seperti LIPI, BPPT, dan Universitas, dll). Karena mereka lebih care terhadap apa yang dirancang bukan care terhadap siapa yang merancang dan siapa yang merekomendasi (menjamin).


Mereka (Edward dkk.) mempunyai pola pikir positif thinking, dengan aksi pilihan cerdas, yaitu memilih rugi terbatas dari pada rugi tidak terbatas, dan memilih kemungkinan untung tidak terbatas dari pada untung terbatas.


Mereka mau mendanai uci coba dengan resiko kalau gagal akan rugi, tapi sebatas biaya percobaan, dan kalau berhasil akan untung tidak terbatas.


Kalau tidak mau mendanai uji coba akan untung, sebatas tidak menanggung resiko gagal. Tetapi menanggung rugi yang tidak terbatas karena kalau inovasi itu sebenarnya bisa berhasil tetapi tidak diwujudkan.


KENAPA KITA TIDAK BISA BERBUAT YANG SAMA “POLA KONSTRUKTIF atau POSITIF THINKING”

“EDWARD CS, CONTOH MANUSIA BERFIKIR KONSTRUKTIF ATAU POSITIF THINKING”


Mari kita evaluasi dan bercermin dari suksesnya perwujudan konsep penemuan teknologi media sosial” Facebook” yang dirancang Mark zuckerberg.


Mark Zuckerberg ini mempunyai pemikiran inovatif yg bila diwujudkan akan sangat berharga. Tetapi dia tidak mempunyai dana untuk mewujudakannya sendiri, sehingga utk menguji coba dia harus mendapat sponsor (bantuan), yg ternyata orang yg membantunya adalah ” kawan-kawannya Edward group.”


Pertanyaan mengapa Edrward dkk. mau membantu/mendanai proses penemuan Mark Z???


Hal ini ada 2 kemungkinan. :


1. Karena Edward dkk, mengerti benar apa yg dikonsep oleh Mark Z. Mereka paham karena memiliki pola pikir konstruktif ilmiah…atau


2. Karena mereka mempunyai cara berpikir tipe positif thingking (dgn prinsip pilihan cerdas)


BAIK karena berfikir konstruktif maupun positif thinking, mereka berani bertindak, dengan tidak minta jaminan kepada lembaga atau siapapun, karena tidak ada jaminan orang lain lebih mengerti dengan konsep facebook dari pada Mark Z sendiri. Mereka bersama-sama secara kolektif, menyandang untuk uji coba, dan untuk membuat badan hukum setelah uji coba berhasil.


Atas keterlibatan teman temannya MENSPONSORI, maka ada konsensi dan konsekuensi. Yaitu perancang dan pendana, sama-sama menjadi pemegang hak cipta berkenaan dengan pembagian saham pada perusahaan berkomoditi facebook. (Mark Zuckerberg dapat saham 20%).


JADI DALAM PROSES PENEMUAN

Setelah ada konsep, ada biaya untuk menguji coba demikian juga dengan KONSEP TEKNOLOGI SESP ATAU MESIN GRAVITASI diperlukan bantuan dari teman teman yang mempunyai pola pikir konstruktif atau positif thinking. Apa itu pola pikir konstruktif dan atau positif thinking???


ADA 2 FAKTOR ORANG BERFIKIR

(untuk memahami pola dan atau type konstruktif, dan yang tidak konstruktif)


faktor 1 (alasan dan bukti)


ADA 3 POLA PIKIR BERDASARKAN ALASAN DAN BUKTI :


1. POLA PIKIR MYTHOS DAN TAHYUL

2. POLA PIKIR PANDIR DAN SAWAUN

3. POLA PIKIR KONSTRUKTIF


POLA PIKIR MYTHOS DAN TAHAYUL

Adalah pola piker yang mengambil keyakinan dan kesimpulan yang tidak memerlukan bukti dan atau alasan. Jadi percaya ya percaya saja walau tidak ada alasan dan atau bukti untuk percaya.


Pola piker mythos dan tahayul terbagi dalam 2 sektor:


Mythos untuk soal ilmu pengetahauan


Tahayul untuk soal agama dan kepercayaan


POLA PIKIR PANDIR DAN SAWAUN

Adalah pola pikir yang mengambil kesimpulan atau mempercayai sesuatu harus terbukti dulu, kalau belum terbukti mereka tidak mau paham. Manusia dengan pola pandir dan sawaun ini tidak dapat diajak memahami suatu konsep atau rancangan, selanjutnya juga tidak peduli terhadap suatu gejala yang akan merugikan karena apapun harus terbukti dahulu. Jadi pandir dan sawaun tidak mengenal atau peduli dengan hypotesa, analisa, dan landasan teory. Bagi mereka adalah suatu kesalahan atau kebodohan percaya atau berpedoman kepada yang belum terbukti, atau percaya kepada hal hal yang tidak terlihat dan dapat diraba.


Pola pikir pandir dan sawaun ini terbagi dalam 2 sektor:


pandir untuk materi kebenaran ilmu pengetahuan, Sawaun untuk materi kebenaran agama.


POLA PIKIR KONSTRUKTIF

Adalah pola pikir yang mempunyai susunan dimulai dari dugaan atau hypotesa, yang ditindak lanjuti dengan analisa (berisi pengukuran dan penghitungan), lalu menjadi landasar teory apabila dalam proses analisa terdapat kecocokan,maka Jadi landasan teory. Dengan landasan teory ini sudah dapat diambil kesimpulan akan kebenaran kajian walaupun belum terbukti, dan dengan landasan teory itu adalah alas an untuk yakin akan kebenaran sebelum dibuktikan.


Pembuktian dalam pola pikir konstruktif adalah pekerjaan akhir, statusnya ada yang perlu dibuktikan dan ada yang tidak perlu dibuktikan, bahkan jangan sampai terbukti atau terjadi kalau yang dikaji suatu hal yang merugikaan dari dugaan atau hypotesa, lalu analisa, ternyata benar dan sehingga memenuhi syarat menjadi landasan teory maka jangan sampai terbukti. Berbeda dengan kajian itu hal yang menguntungkan , bila sudah masuk pada tahap landasan teory justru harus segera dibuktikan atau diwujudkan.


Pola pikir konstruktif terbagi dalam 3 sektor:


1. Ilmiah, untuk menyikapi kebenaran ilmu pengetahuan, dengan konstruksi: 1. Hypotesa, 2. Analisa, 3. Landasan teory, + 4 bukti. (hanya di dunia)


2. Mutlak, untuk menyikapi kebenaran agama, dengan konstruksi : 1. Kitab suci (Alquran), 2. Hadits, 3.Ijma ulama,….+ 4 bukti (dari liang kubur sampai akhirat).


3. Rasa keadilan dan pendidikan, untuk menyikapi kebenaran hukum (prilaku manusia) dengan konstruksi: 1. Bukti, 2. Saksi, 3. Alibi, ……+ keputusan (dihukum atau tidak, kejadian hanya di dunia ini).


Kesimpulan berpikir adalah menangkap kebenaran, yan berdasarkan sifatnya 3 macam, pola pikir konstruktif ini yakin atau menerima dengan alasan, tidak yakin atau menolak dengan alasan.


Faktor 2 (motivasi beraksi)


Ada 3 Tipe cara berpikir berdasarkan motivasi beraksi:


Tipe instan negatif thinking


Tipe berhati hati positif thinking


Tipe cerdas konstruktif thingking


Tipe instan negatif thinking

Adalah cara berpikir yang dilakukan manusia yang penuh rasa kehawatiran dan ketakutan akan kerugian bila diajak melakukan sesuatu yang baru atau berinovasi dengan alasan belum ada contohnya atau belum ada buktinya, mereka hanya mengerti dan tertarik kalau sudah terbukti. karena keterbatasan wawasan dan daya nalar mereka malas atau tidak mampu menangkap kebenaran ilmu pengetahaun yang apabila direkayasa atau diinovasi akan menjadi teknologi. Mereka tidak dapat mengkaji suatu rancangan inovasi akan menguntungkan atau tidak, bisa jadi atau tidak, mereka cepat mengambil kesimpulan menolak. Jadi mereka mengambil kesimpulan secara instan


Tipe Hati-hati positif thinking

Adalah cara berpikir yang dilakukan manusia dengan pandangan positive, dan tidak mudah mengambil kesimpulan terhadap suatu yang baru atau inovasi. Mereka menyikapi dengan hati hati sebelum menyimpulkan mereka tidak tertutup untuk mencoba memahami akan suatu inovasi tersebut. Namun apabila kekurangan wawasan dan daya nalar untuk menangkap kebenarannya, mereka mengambil jalan pilihan cerdas yaitu berani mengambil resiko rugi terbatas, dengan konsensinya dapat keuntungan tidak terbatas dari pada untung terbatas dengan resiko rugi yang tidak terbatas.


Jadi apabila mencoba suatu inovasi dan ternyata gagal, maka akan menanggung resiko rugi yang terukur terbatas pada biaya uji coba inovasi tersebut. Tetapi kalau ternyata berhasil maka akan mendapat keuntungan yang tidak terbatas, sebaliknya bila tidak mau mencoba suatu inovasi, padahal sebenarnya akan berhasil, maka ada keuntungan hanya terbatas pada tidak menanggung resiko gagal uji coba. Tetapi sesungguhnya menanggung rugi yang tidak terukur atau terbatas.


Tipe cerdas konstruktif thinking

Adalah cara berpikir yang dilakukan manusia dengan cerdas, dengan menyikapi persoalan ilmu pengetahuan secara ilmiah terhadap hal hal yang baru atau inovasi. Dengan penalaran secara ilmiah manusia berfikir konstruktif ini berani dan dapat mengambil kesimpulan untuk menerima atau menolak karena mereka dapat menangkap kebenaran akan inovasi tersebut dapat berjalan atau tidak, dan dapat terbukti atau tidak akan terbukti. Jadi mereka kalau beraksi atau berbuat karena memahami dan menyadari akan pentingnya dan manfaatnya dari inovasi tersebut. Kalau mereka menolak atau tidak yakin pasti dengan alasan, dan kalau mereka menerima dan yakin pasti dengan alasan.


Jadi pada tipe konstruktive thinking mereka berbuat dengan kesadaran, keyakinan pasti berhasil.”


Semoga dengan hasil wawancara dan artikel yang dipublikasikan ini, para donatur, pemerintah atau lainnya dapat mewujudkan impian dan harapan Najamuddin dalam mewujudkan Indonesia Maju, Indonesia Cerdas, Indonesia Bisa, Indonesia Berteknologi, Indonesia Sejahtera, Indonesia Terang. [Indra Darmawan]


NB : Bagi para Dermawan/Donatur yang minat mewujudkan prototipe termutakhir karya anak bangsa Najamuddin, SE , dapat menghubungi Redaksi media ini di WhatsApp 085669807980.