Wartaglobal. Id--Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah yang dihitung sejak peristiwa Hijrah Nabi Saw dari Makkah ke Madinah tepatnya di Quba pada tanggal 20 September tahun 622 Masehi. Ummat Islam melakukan berbagai aktifitas dalam penyambutan Tahun Baru Hijriyah maupun dalam mengisi kegiatan selama bulan Muharram.
Kiyai Kondang Dr.Hi.Sujino,M.Pd.I atau lebih akrap di sapa Kiyai Jogokali Direktur Pondok Pesantren Muhammadiyah At Tanwir Metro dalam taushiyahnya menyampaikan beberapa point terkait Hikmah Bulan Muharram.
Muharram bulan yang mulia
Kemuliaan bulan Muharram adalah sebagai bulan Allah Swt, bulan yang mulia, Bulan disunnahkan berpuasa pada tanggal 10 Muharram, dan keutamaan lainya yang diceritakan para ahli sejarah. Peristiwa penting yang dapat dipetik dari bulan Muharram adalah adanya peristiwa Hijrah Nabi yang menjadi fondasi terbangunnya komunitas ummat dibawah kepemimpinan baginda Nabiyullah Muhammad Saw.yang melahirkan peradaban baru dalam dunia Islam. Dan peristiwa lain sebelum Hijrah yang patut menjadi catatan adalah tahun duka cita, peristiwa Isra’Mi’raj, pemboikotan, dan perjanjian ‘Aqabah.
Iman dan Hijrah
Hijrah pada zaman dahulu berbeda dengan hijrah masa kini. Dalam peristiwa Hijrah, Iman menjadi sesuatu yang sangat penting yang dapat menyatukan manusia dari berbagai latar belakang. Iman menjadi motivasi internal yang permanen. Dengan Iman bisa menyatukan manusia lintas suku, budaya, geografis, status social ekonomi. Keimanan zaman Nabi sangatlah berat. Ada konsekuensi yang sangat menyedihkan dan memilukan atas pernyataan keimanaan seeeorang kepada Allah dan RasulNya.
Mendapat intimidasi dan penyikasaan tanpa prikemanusiaan dari golongan kafir Qurays. Artinya pengakuan keimanan akan mendapat ujian sebagaimana disebutkan dalam ayat Al Quran Surah Al Ankabut ayat 2 : “ Ahasiban naasu an yutrakuu an yaquluu aamannaa wahum laa yuftanuun”- Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan Kami telah beriman dan mereka tidak di uji?: Kita semua dalam segala posisi akan mendapatkan ujian dari Allah melalui persoalan-persoalan yang ada disekeliling kita termasuk para penggerak organisasi dan para pejabat public pasti akan menghadapi ujian dari yang kecil sedang dan berat. Ujian dapat berupa perintah Hijrah dengan meninggalkan kampung halaman, harta dan sanak keluarga, Jihad di jalan Allah, mengendalikan syahwat, melaksanakan ketaatan kepada Allah. Dengan ujian akan Nampak siapakah yang Imannya kokoh atau masih rapuh, siapa yang kokoh pendiriannya dan siapakah yang masih bimbang dan ragu. Siapa yang ihlas dan siapa yang berjiwa munafiq.
Reinterpretasi makna Jihad
Jihad merupakan tantangan Allah swt dalam QS. At Taubah ayat 16: “ Am hasibtum an tutrakuu walamma ya’lamillahulladzii jahaadu minkum …Apakah kamu mengira akan dibiarkan begitu saja padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad diantara kamu..”. Berjihad adalah bersungguh sungguh dalam segala ihtiar. Dengan mengorbankan badan secara fisik, harta, jiwa, pemikiran dan segala yang kita miliki. Jihad kontemporer bukan lah mengangkat senjata atau bambu runcing untuk menumpas musuh. Jihad Kontemporer adalah memerangi kedzaliman, kebodohan, kemiskinan, ketidak adilan, melawan hoax, dsb. Semangat Jihad adalah semangaat untuk berubah dari jumud menjadi tajdid, dari malas menjadi semangat, dari keadaan lemah menjadi kuat, dari amal usaha yang penuh air mata menjadi mata air yang menyejukkan dan berdayaguna.
Jihad dalam menguatkan Keluarga
Keluarga merupakan komunitas kecil yang sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan kokohnya sebuah bangsa bahkan peradaban dunia. Potret keluarga Indonesia sebagaimana banyak di publis dari hasil penelitian dan data Pengadilan Agama, masih mengahadapi berbagai persoalan. Salah satunya adalah masih banyak terjadi kasus perceraian yang semakin tahun semakin meningkat. Dan yang perlu menjadi perhatian kita semua bahwa beberapa kasus perceraian adalah cerai gugat yang diajukan oleh pihak istri. Maka melihat fakta ini Kiyai muda ini menegaskan juga bahwa mempertahankan keluarga adalah bagian dari jihad, bagaimana keluarga tetap utuh harmonis dan menjadi tempat yang nyaman- aman bagi seluruh anggota keluarga. Sehingga keluarga dapat menjadi tempat bersemainya manusia-manusiaa hebat berjiwa pembangun dan berkemajuan. Kita harus terus berjihad bagaimana menguatkan keluarga untuk mewujudkan Indonesia kuat dan Tangguh.
Taushiyah Hikmah Muharran disampaikaan dalam acara Pengukuhan dan Serahterima Jabatan Pimpinan Daerah Muhammaadiyah Kabupaten Tanggamus Periode 2022-2027, Kamis, 28 Juli 2023 di Halaman Kantor Muhammadiyah di Kota Agung Tanggaamus. Kegiatan ini diikuti juga Pengukuhan dan Serahterima Jabatan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah dan Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah Kabupaten Tanggamus.
Hadir dan memberikan sambutan Ketua PWM Lampung Prof Dr. Hi.Sudarman,MA dan Bupati Tanggamus Bunda Hj. Dewi Handayani,S.E.,M.M. Hadir juga FORKOPIMDA Kabupaten Tanggamus, Camat Kota Agung, BKOW, Ormas Keagamaan dan keluarga besar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Ortom se Kabupaten Tanggamus. (Wagiman/norwd)