Hampir dua tahun rusak, jembatan kabupaten tulang bawang,desa Sidomulyo blum ada perbaikan dari pemerintah setempat, - Warta Global Lampung

Mobile Menu

Top Ads

Berita Update Terbaru

logoblog

Hampir dua tahun rusak, jembatan kabupaten tulang bawang,desa Sidomulyo blum ada perbaikan dari pemerintah setempat,

Saturday, 5 July 2025
Hampir Dua Tahun Rusak, Jembatan Kabupaten di Sidomulyo Jadi Sorotan Tokoh Agama

Tulang Bawang — Kondisi memprihatinkan jembatan penghubung di Kampung Sidomulyo, Kecamatan Penawartama, Kabupaten Tulang Bawang, akhirnya memicu curahan hati warga di media sosial. Salah satu tokoh agama setempat, Pdt. Risbana Tampubolon, mengunggah keluhan di Media sosial pribadinya, berharap ada perhatian serius terhadap akses vital tersebut.

Sudah hampir dua tahun, jembatan kabupaten yang menjadi urat nadi aktivitas warga ini rusak berat tanpa perbaikan apa pun. Padahal jalur ini adalah satu-satunya akses anak-anak sekolah, petani ke ladang, warga ke pasar, serta kendaraan pengangkut hasil pertanian.

Karena jembatan utama roboh, warga hanya bisa mengandalkan jembatan darurat dari papan kayu lapuk yang kini sudah sangat membahayakan. Setiap hari, warga mempertaruhkan nyawa melewati kayu tua yang sewaktu-waktu bisa patah.

Berbagai aspirasi sudah berulang kali disuarakan — lewat Musrenbang Kecamatan, melalui reses anggota DPRD Tulang Bawang, bahkan disampaikan langsung ke pejabat kabupaten. Namun hingga kini belum juga ada tindakan nyata. Warga pun terus berjibaku menyeberangi kayu lapuk yang kian renta menanggung beban.

Kekecewaan warga memuncak ketika Pdt. Risbana dalam postingannya menyebut nama Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Jawa Barat, meskipun bukan pejabat Lampung, sebagai simbol harapan agar keluhan rakyat jangan dibiarkan berlarut-larut.

“Pak KDM, bapak aing, tolong perbaiki dulu bapak jembatan kami yang rusak ini... Sudah bertahun-tahun rusak. Ini jalan utama anak-anak sekolah dan aktivitas warga,” tulisnya.

Sindiran itu seolah menampar para pemimpin setempat — mengapa warga sampai berharap pada tokoh dari provinsi lain?

Lebih lanjut, Pdt. Risbana menuliskan doa agar pemerintah daerah segera tersadar:

“Harusnya kepala keluarga TUBA inilah yang memperhatikan ini dengan serius… Semoga telinga mendengar, mata melihat, tangan bekerja.”

Warga Sidomulyo hanya meminta haknya yaitu jembatan yang layak, agar tak terus bertaruh nyawa di atas kayu lapuk.

Jika dibiarkan lebih lama, bukan hanya jembatan yang akan runtuh — tetapi juga kepercayaan rakyat kepada pemerintahnya.

Saatnya pemimpin daerah membuka mata dan bertindak nyata. Jangan sampai suara rakyat justru harus menyeberang provinsi dulu baru mau didengar.