Pringsewu, Wartaglobal- Inisiatif lampung sehat bersama dinas kesehatan provinsi lampung gelar rapat kordinasi tuberkulosis resisten obat (TBC-RO) pertriwulan tingakatan kabupaten pringsewu dan lampung tengah di D'Sawah Cafe Podosari Pringsewu. Kamis 3 Agustus 2023
Kegiatan tersebut dihadiri oleh SR Manager Inisiatif Lampung Sehat Sudiyanto, S. Sos, PMELL Coord ILS Dian Sugiyanto, Penanggung Jawab Program TB RO ILS Azharul Fazri Siagian , Wasor TBC Dinkes Prov. Lampung Lilik Santoso, Wasor Dinkes Kab Pringsewu, Pemegang program TBC RSUD Pringsewu, pemegang program TBC RSUD Demang Sepulau Raya Lampung Tengah dan perwakilan puskesmas.
“Pasien TBC RO di RSUD PMDT Pringsewu pada tahun 2023 sejumlah 6 orang diantaranya 3 berasal dari Kab. Pringsewu dan 3 berasal dari Kab. Tanggamus sementara untuk RSUD PMDT Demang Sepulau Raya Lampung Tengah terdapat 6 pasien TB RO, sedangkan pasien yang di dampingi secara keseluruhan yang berasal dari kedua RSUD tersebut dari Januari hingga Juni 2023 terdapat 50 orang pasien.” Pungkas Azharul Fazri Siagian, selaku Staff MEL TB RO.
Dian Sugianto, S.Kom. selaku PMEL Coordinator ILS dalam pengantar pertemuan berharap dengan adanya Rapat Koordinasi ini tidak ada pasien TB RO yang Lost To Follow Up (LTFU), perlunya pengendalian dalam pendampingan dan pengobatan pasien
TBC RO.
Lilik Santoso, selalu Wasor TBC Dinkes Provinsi Lampung mengatakan kegiatan hari ini adalah rapat koordinasi dengan inisiatif lampung sehat terkait pasien TBC-RO, kegiatan ini sangat penting sekali untuk dilakukan karena banyak hal yang perlu dibahas dan diklarifikasi terkait dengan kasus TBC-RO yang ditemukan di masing-masing layanan RSUD Pringsewu dan RSUD demang sepulau raya Lampung Tengah.
"Ada evaluasi dari permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan, salah satu diantaranya adalah pencocokan data melalui aplikasi, di kuatirkan adanya kasus yang jumlah kasus yang tidak sesuai dengan keadaan di lapangan yang tercatat dan yang ditemukan di lapangan" ujarnya
Dalam penutupan kegiatan Rakor tersebut Sudiyanto, S. Sos., SR Manager Inisiatif Lampung Sehat menyampaikan bahwa program penanggulangan TBC-RO arahnya adalah bagaimana semaksimal mungkin pendampingan dan pengobatan pasien berjalan dengan baik dan diakhiri dengan kesembuhan. Perubahan tersebut tentunya membutuhkan kerjasama kita semua dan perjalanan masih panjang.
"Dengan program yang semakin aktif dari komunitas akan terus berjalan dan semakin fokus supaya pasien mendapatkan pendampingan dengan baik dan tentunya dengan pencatatan yang ada, kita sama-sama bisa meng-update data baik itu untuk laporan maupun kepentingan-kepentingan yang lain seperti pemberian enable kepada pasien karena ini menjadi mandatory dari kami sebagai komunitas untuk memberikan, maka ketepatan data dan ketepatan waktu dalam kita menginput ini cukup penting sehingga apa yang bisa kita berikan kepada pasien bisa lebih cepat" menambahkan.
Pantauan di lapangan Pengobatan TBC-RO harus dilakukan dan dipantau secara rutin di Fasyankes TBC-RO dan memerlukan waktu yang lebih lama (9-11 bulan atau 19–24 bulan) dengan efek samping pengobatan yang lebih berat maka dari itu penting sekali dalam melakukan pendampingan oleh pasien suporter, kedepannya kegiatan ini diharapkan bisa terus dilanjutkan dan mengevaluasi terkait perkembangan pasien.
