- Warta Global Lampung

Mobile Menu

Top Ads

Berita Update Terbaru

logoblog
Thursday, 18 December 2025

Bandar lampung, wartagloba.id--Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, ada ancaman diam yang menggerogoti fondasi masyarakat kita: narkoba. Bukan sekadar barang terlarang, narkoba adalah musuh kemanusiaan yang merenggut mimpi, menghancurkan keluarga, dan mencuri masa depan generasi bangsa.

Pada acara pengukuhan 30 Penyuluh Remaja Sebaya tingkat SMA/SMK/MA yang digelar oleh GRANAT Kota Bandar Lampung pada 7–9 Desember 2025, pidato dari Gindha Ansori Wayka, S.H., M.H., Ketua DPC GRANAT Kota Bandar Lampung, menjadi panggilan hati yang lugas dan tegas. Pidato tersebut mengingatkan kita semua bahwa perang melawan narkoba bukan hanya tugas aparat, melainkan tanggung jawab bersama untuk menyelamatkan umat manusia.

Bayangkan seorang anak muda yang penuh potensi, tiba-tiba terjerumus ke dalam jurang gelap karena satu kali coba-coba. Atau seorang ayah yang dulu menjadi tumpuan keluarga, kini menjadi beban karena kecanduan yang tak terbendung. Cerita-cerita seperti ini bukan fiksi; mereka nyata terjadi di sekitar kita, di gang-gang sempit kota, di desa-desa terpencil, bahkan di rumah-rumah mewah. Narkoba tidak pandang bulu, ia menyerang siapa saja, merusak jiwa, raga, dan harapan.

Seperti yang disampaikan dengan tegas oleh Gindha Ansori Wayka, "War on Drugs for Humanity" perang melawan narkoba adalah perang untuk kemanusiaan itu sendiri.

Gindha Ansori Wayka bukan sekadar berbicara dari podium; ia berbicara dari hati seorang pejuang. Sebagai Ketua DPC GRANAT Kota Bandar Lampung, ia telah lama berdiri di garis depan, menyuarakan kebenaran yang pahit tapi perlu. Pidatonya yang menggelegar itu lugas: tidak ada kompromi dengan bandar, tidak ada belas kasihan bagi pengedar yang meracuni anak bangsa. Tegas, karena ia tahu bahwa kelembutan berlebih hanya akan memperpanjang penderitaan. "Sekali terjerumus, sulit keluar," katanya, mengingatkan bahwa pencegahan adalah kunci utama. Keluarga, sekolah, masyarakat semua harus bersatu membentengi generasi muda dari pengaruh jahat ini.

Apa yang membuat pidato itu menyentuh hati banyak orang para pejuang anti narkotika? Karena ia bukan pidato kosong. Di balik kata-kata tegasnya, ada empati mendalam terhadap korban para pemuda yang jadi tumbal, keluarga yang hancur, dan masyarakat yang terluka. Ia mengajak kita melihat narkoba bukan sebagai "musuh abstrak", tapi sebagai pembunuh senyap yang mengancam eksistensi kita sebagai bangsa beradab. "Ini perang untuk humanity," ulangnya, mengingatkan bahwa setiap nyawa yang diselamatkan dari narkoba adalah kemenangan bagi kemanusiaan.

Hari ini, di tengah era digital di mana informasi menyebar cepat, pidato Gindha Ansori Wayka yang viral di media sosial menjadi inspirasi tanpa batas ruang dan waktu. Ia membuktikan bahwa satu suara tegas bisa membangunkan ribuan hati nurani. Kita semua dipanggil untuk ikut berperang: orang tua dengan pengawasan penuh kasih, guru dengan pendidikan karakter, pemuda dengan tekad kuat menolak godaan, dan pemerintah dengan penegakan hukum yang adil. Jangan biarkan narkoba menang. Mari kita jadikan "War on Drugs" sebagai perjuangan bersama, demi anak-cucu kita, demi Indonesia yang lebih baik.

Karena pada akhirnya, menyelamatkan satu jiwa dari narkoba berarti menyelamatkan satu harapan bagi kemanusiaan.

Terima kasih, Gindha Ansori Wayka, atas suara lugas dan tegasmu. Semoga terus menginspirasi kita semua untuk berani berkata "TIDAK" pada narkoba, dan "YA" pada kehidupan yang bermartabat.

Ditulis oleh:
Susanto
Penyuluh dan Konselor P4GN DPD GRANAT Provinsi Lampung